Etika SMS Dosen Pembimbing

Salam mahasiswa.....
Baca yuk artikel riadiora yang ini, insaallah tema yang ini sangat cocok dengan kondisi mahasiswa, khususnya mahasiswa tingkat akhir yang sedang rajin-rajinnya bimbingan dan tentu buat janji dengan dosen. Artikel yang berjudul “etika SMS dosen pembimbing". Nah, akhir-akhir ini juga saya sedang rajin-rajinnya SMS dosen pembimbing tentang peyusunan proposal penelitian saya. Wah, sudah berapa kali saya SMS beliau dan tentu dalam hati saya sendiri juga merasa tidak enak dengan SMS-SMS saya meskipun sudah saya susun sesopan dan setepat mungkin.

Berikut ini etika dan tata cara saat SMS dosen :
1.      Ketahui karakteristik dosen
Dosen itu banyak tipenya. Ada yang prefer untuk dihubungi via telepon saja, SMS saja atau bahkan keduanya pun oke. Untuk beberapa dosen malah ada yang lebih memilih e-mail dibandingkan telepon atau SMS. Kenali tipe dosen kamu dan ketahui media "favorit" beliau untuk berkomunikasi. Bisa tanyakan langsung atau ke teman yang memang sering kontak dengan beliau.
2.      Perkirakan timing yang tepat
Jangan SMS dosen pada waktu-waktu yang salah! lebih baik ketahui jadwalnya terlebih dahulu untuk memastikan sibuk tidaknya beliau pada jam-jam tertentu. Jika sudah pasti, SMS pada diluar jam sibuknya. Hal ini menghindari SMS yang tidak terbalas karena biasanya ketika sibuk, pesan SMS akan "sambil lalu" dan lupa untuk dibalas. Jangan terlalu malam dan terlalu pagi juga. Kita saja suka kesel kalau ada SMS larut malam atau terlalu pagi kan?
3.      Salam dan perkenalkan diri
Jangan sekalipun kamu berharap dosen akan menyimpan nomor kontak kamu. Jikapun disimpan, bukan berarti kamu bisa langsung "sok kenal sok dekat" dengan dosen tersebut. Hal ini berlaku jika kamu yang punya keperluan dan menghubungi pertama kali. Lain hal jika dosen yang menghubungi kamu terlebih dahulu, perkenalan tidak perlu. Contoh perkenalan misalnya: "Permisi, Pak. Saya Riadi dari pendidikan fisika 2016..." Untuk ucapan salam, kamu bisa sesuaikan dengan latar belakang dosen. Jika dosen beragama muslim, bisa gunakan ucapan "Assalamu'alaikum" dan jangan disingkat karena tidak sopan. Tapi untuk lebih mudahnya bisa ucapkan "selamat pagi/siang/sore/malam" karena sifatnya universal. Setelahnya bisa gunakan kata "maaf" atau "permisi" dengan maksud merendah hati.
4.      Isi pesan harus lugas dan singkat
Seperti halnya Twitter, Anggap SMS itu hanya punya batas 160 karakter atau satu format SMS. Di kolom isian SMS kamu harus susun bagaimana pesanmu bisa sampai dengan efektif tapi tidak bertele-tele. Langsung menuju inti tapi tidak disingkat. Jikapun ada yang perlu disingkat, singkatlah kata yang memang sudah umum disingkat sepeti "yang = yg, dengan = dgn, atau tidak = tdk" .
5.      Ucapkan terima kasih
Di penghujung pesan, jangan lupa cantumkan ucapan terima kasih. Ucapan ini menandakan bahwa kita mengapresiasi waktu dan usaha yang beliau berikan untuk kita. Jangan mengharapkan ucapan terima kasih kembali karena bukan itu tujuan dari ucapan terima kasih yang kamu berikan. Ucapan terima kasih ini juga bisa meredakan tensi membaca pesan, terlebih jika pesan inti cukup padat dan dengan demikian kemungkinan pesan kita akan dibalas juga besar.
Contoh kasus dari kombinasi format diatas, contohnya:
1.      Dosen lebih senang dihubungi via SMS.
2.      Hari ini beliau ada jadwal mengajar pukul 07.30-09.30 dan 13.00-15.00.
3.      Saya ingin tahu kapan bisa untuk bimbingan skripsi
"assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh..Selamat siang Pak. saya Riadi, pendidikan fisika 2016. Maaf Pak, saya mau menanyakan apakah hari ini bapak ada waktu untuk konsul skripsi? Terima kasih" Total 148 karakter. Sopan dan isinya jelas serta lugas. Pesan dikirim pukul 10.00 dan pengirim sedang berada di sekitar area kampus, sehingga ketika dosen menyanggupi untuk segera, pengirim bisa langsung menghadap. Jangan menanyakan kesanggupan jika kamu sedang berada jauh dari kampus. Jikapun jauh, buatlah janji sebelumnya agar ada kesepakatan kapan bisa menghadap.
Dalam berkomunikasi dengan dosen, jangan sekali-sekali kamu berpikiran bahwa mereka adalah penghambat. Tanamkan pada pikiran bahwa mereka juga manusia yang memiliki berbagai aktifitas, sama seperti kamu. Mahasiswa memang perlu memiliki rasa empati terhadap dosen. Di sisi lain, dosen pun juga sebaiknya mencontohkan yang baik dengan bersikap profesional. Dengan demikian, tidak ada istilah "gila hormat" karena rasa hormat itu sendiri muncul dari komunikasi yang nyaman diantara keduanya.
Berkomunikasi dengan dosen juga tidak lepas dari etika dan tatakrama berkomunikasi. Kita yang lebih muda sudah semestinya sopan dan santun terhadap dosen yang lebih senior dari kita. Dalam hal "kenyamanan teknologi" pun kita para mahasiswa berbeda dengan mereka. Kita mungkin akrab dan adaptif dengan mengetik teks sampai puluhan kata kecepatan tinggi serta dengan banyaknya aplikasi komunikasi yang digunakan, tapi tidak dengan dosen, khususnya dosen yang senior karena biasanya dosen senior itu cenderung "setia" kalau urusan gadget komunikasi. Jadi, memang empati dan saling pengertian sangat penting dalam hubungan ini. Nikmatilah proses komunikasinya, karena mahasiswa dengan dosen tidak semata-mata tentang hubungan profesional, tapi juga personal..
Terimakasih semoga bermanfaat.

Related Posts:

0 Response to "Etika SMS Dosen Pembimbing"

Post a Comment