Bukan sekedar pantai saja yang menjadi destinasi pilihan liburan di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sejumlah makam yang dianggap keramat
pun diserbu para pengunjung. Di makam-makam inilah para peziarah melantunkan
doa-doanya dan melakukan ritual tertentu. Makam tidak hanya menjadi tempat
ziarah namun sudah menjelma sebagai objek wisata religi yang menarik. Berikut adalah
7 makam wisata religi di Lombok :
1.
Makam Almagfurlah
TGHK. Muhammad Zaiduddin Abdul Madjid Pancor
Almagfurullah Maulana Syekh Abdul Majid, Pendiri
organisasi Nahdatul Wathan.
Lombok adalah sebuah pulau di Nusantara yang berada di sebelah
timur pulau Bali. Masuknya Islam ke Lombok sekitar abad ke-14 tidak jauh
berbeda dengan daerah sekitarnya, seperti Makasar, Buton, Bone, Sumbawa, dan
pulau-pulau lainnya di sekitar Nusa Tenggara. Menurut Raden Itarawan (1998),
Islam masuk ke Lombok dibawa oleh Sunan Giri bersama dengan 44 pengikutnya
ketika terdampar di desa Bayan yang penduduknya masih menganut paham animisme.
Penyebaran Islam di Lombok ditandai oleh peninggalan Masjid "Belek"
di Bayan.
Dari sinilah, Islam di Lombok terus berkembang
sebagai agama yang dianut oleh masyarakat. Perkembangan Islam di Lombok seiring
dengan kemunculan para penyebar Islam (juru dakwah) seperti apa yang penah
diajarkan Sunan Giri untuk membebaskan masyarakat dari paham animisme menjadi
masyarakat Muslim. Pada gilirannya, lahirlah sosok-sosok ulama Lombok pada awal
abad ke-20 yang disebut Tuan Guru yang memiliki pengetahuan agama yang luas
untuk meneruskan tradisi dakwah dari para pendahulunya yang telah meninggalkan
warisan intelektual yang sangat berharga serta membebaskan masyarakat dari
kebodohan dan keterbelakangan akibat kolonialisme Belanda.
Misi penyebaran Islam yang dulunya diwakili oleh
para Wali Jawa diambil alih oleh Tuan Guru yang dibarengi pula pertumbuhan
pondok pesantren yang menyedot banyak pengikut dari segala penjuru dan dari
luar pulau Lombok. Perjuangan Tuan Guru diarahkan untuk mensucikan Islam dari
unsur-unsur kepercayaan lain dengan menganjurkan kembali pada al-Qur'an dan
Hadits sebagai sumber pedoman Islam yang utama. Dalam konteks ini, muncullah
seorang ulama terkenal di Lombok, yakni Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul
Majid yang dilahirkan di Kampung Bermi Pancor, Lombok Timur pada tanggal 17
Rabiul Awwal 1324 H/1906 M. Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin AM dibesarkan di
tengah-tengah keluarga religius dan sangat dihormati masyarakat. Berdasarkan
penelitian doktoral yang dilakukan Erni Budiawanti (2000), TGH Muhammad
Zainuddin AM termasuk salah seorang ulama yang memiliki banyak pengikut di
Bayan bersama tuan guru lainnya; yakni TGH Hazmi Azar dan TGH Safwan Hakim.
Ayahnya, Tuan Guru Abdul Majid, merupakan tokoh agama dan tokoh maasyarakat
yang sangat disegani, dihormati, dan kharismatik. Ayahnya juga dikenal sebagai
tokoh pemberani yang pernah memimpin pertempuran melawan kaum penjajah Belanda,
Jepang, serta melawan kerajaan Hindu Bali (Karangasem) yang menguasai daerah
Lombok.
Sejak kecil, TGH Muhammad Zainuddin AM diakui sangat
cerdas, jujur, pandai dan memiliki otak brilian. Tak mengherankan, jika Ayahnya
menaruh perhatian yang khusus kepadanya yang diharapkan dapat melanjutkan
kepemimpinan ayahnya sebagai tokoh masyarakat dan tokoh agama di Lombok. Pada
usia 6 tahun, ia sudah fasih membaca al-Qur'an di bawah bimbingan ayahnya
langsung. Pada masa inilah, ia memperdalam ilmu pengetahuan agama secara
langsung dari beberapa ulama di sekitar Lombok, yakni TGH Syarafuddin di Pancor
dan TGH Abdullah bin Amak Dujali Kelayu Lombok Timur. Di bawah ketiga ulama
Lombok inilah, TGH Muhammad Zainuddin AM dibekali pengetahuan agama secara
memadai untuk melanjutkan tradisi intelektual yang telah berkembang di Lombok.
Setelah mendapat pengetahuan agama dari ulama-ulama
Lombok, TGH Muhammad Zainuddin AM dikirim ayahnya ke Mekah al-Mukarromah.
Tepatnya pada usia 17 tahun, ia belajar kepada ulama-ulama Mekah tentang
berbagai disiplim ilmu pengetahuan agama selama 12 tahun. Di Masjidil Haram lah,
ia mula-mula belajar dengan mendapatkan guru-guru yang sudah ditentukan oleh
ayahnya sendiri. Pada tahun 1928, ia melanjutkan studinya di Madrasah
Ash-Shaulatiyah yang pada saat itu dipimpin oleh Syaikh Salim Rahmatullah putra
Syaikh Rahmatullah, pendiri Madrasah Ash-Shaulatiyah. Madrasah ini adalah
madrasah pertama di tanah suci yang banyak menghasilkan ulama-ulama besar. Di
madrasah inilah, ia belajar berbagai ilmu pengetahuan agama dengan rajin di
bawah bimbingan ulama-ulama terkemuka di kota suci Mekah.
Setelah menimba ilmu di Mekah, TGH Muhammad
Zainuddin AM kembali kampung halamannya, Pancor, Lombok Timur untuk mengamalkan
ilmu yang telah diperolehnya di Mekah sekaligus untuk mewujudkan obsesinya
melanjutkan kepemimpinan orang tuanya sebagai tokoh agama yang akan menegakkan
ajaran-ajaran agama. Langkah pertama yang dilakukannya adalah mendirikan
Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) pada tahun 1934. Madrasah
ini khusus diperuntukkan bagi santri pria (Wildan, 1998). Pendirian madrasah ini
bermula dari mengumpulkan para pemuda/remaja dalam bentuk halaqah atau majlis
ta'lim. Inilah barangkali cikal bakal pendidikan agama di Nusantara selama
berabad-abad.
Baru pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1362 H/21 April
1943, TGH Muhammad Zainuddin AM mendirikan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah
Islamiyah (NBDI) yang dikhususkan kepada santri perempuan. Kedua madrasah ini
merupakan madrasah pertama yang berdiri di Lombok. Pada gilirannya, kedua
madrasah ini diabadikan menjadi nama Pondok Pesantren Darun Nahdlatain
Nahdlatul Wathan (Wildan, 1998). Hal ini tentu saja memberikan keyakinan
intelektual betapa pesantren telah lama menjadi salah satu bentuk dari
pendidikan agama yang pernah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak abad ke-13
atau sebelum datangnya penjajah Barat dari berbagai penjuru daerah, termasuk di
Lombok. Pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan swasta sudah sejak lama
mempunyai diversifikasi dalam berbagai cabang keilmuwan (Karel A. Steenbrink,
1986) Pendidkan Jaringan Intelektual
TGH Muhammad Zainuddin AM memiliki jaringan
intelektual yang luar biasa, terutama silsilah guru-guru yang didapatinya
selama di Mekah al-Mukarromah. Jaringan ini mencerminkan betapa luasnya
pengembaraan mencari ilmu dan matangnya keilmuwan TGH Muhammad Zainuddin AM. Silsilah
keilmuwan yang diperolehnya tidak dalam satu mata rantai dalam setiap cabang
keilmuwan, melainkan beberapa guru yang memiliki kemampuan dan pengetahuan
agama yang luas. Tarikh akhir 1997 menjadi masa kelabu Nusa Tenggara Barat.
Betapa tidak, hari Selasa, 21 Oktober1997 M/20 Jumadil Akhir 1418 H, sang ulama
karismatis, Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, berpulang ke
rahmatullah sekitar pukul 19.53 Wita di kediaman beliau di desa Pancor, Lombok
Timur. Tiga warisan besar beliau tinggalkan: ribuan ulama, puluhan ribu santri,
dan sekitar seribu lebih kelembagaan Nahdlatul Wathan yang tersebar di seluruh
Indonesia dan manca negara
2.
Makam Batu Layar
lombok
Makam Batu Layar
menurut kepercayaan setempat adalah makam keturunan Nabi Muhammad SAW. Ada juga
yang mengatakan bahwa makam tersebut merupakan tempat peristirahatan tokoh
Islam berkebangsaan Baghdad bernama Sayid Duhri Al Haddad Al Hadrami. Sayid
Duhri Al Haddad Al Hadrami dipercaya sebagai salah satu tokoh penyebar agama
Islam di Indonesia. Beberapa publikasi yang lain menyebut nama tokoh Baghdad
yang datang bernama Syeh Syayid Muhammad Al Bagdadi. Makam Batu Layar sering
digunakan sebagai tempat untuk membayar nazar dan mencapai puncak ramai saat
perayaan lebaran topat, yakni lebaran yang diselenggarakan tepat 7 hari setelah
Hari Raya Idul Fitri. Lebaran topat bahkan sudah menjadi kegiatan rutin yang
diselengarakan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.
3.
Makam Loang Baloq
lombok
Loang Baloq berasal
dari kata dalam bahasa Sasak yang berarti pohon beringin yang berlubang. Ya,
area ini memang ditumbuhi sebuah pohon beringin yang konon sudah berumur
ratusan tahun. Makam Loang Baloq adalah kawasan pemakaman yang didalamnya
terdapat puluhan jasad. Yang menjadi istimewa dan kerap dikunjungi warga adalah
makam Maulana Syech Gaus Abdurrazak, makam Anak Yatim dan Datuk Laut. Syech
Gaus Abdurrazak adalah pendakwah Islam dari Baghdad Irak yang menyebarkan Islam
di Palembang dan kemudian Lombok sekitar 18 abad lalu. Tidak hanya berziarah,
pengunjung yang datang ke kompleks makam ini juga menggelar sejumlah ritual
seperti potong rambut anak yang masih balita atau disebut dengan ngurisang.
Peziarah biasanya juga menyampaikan nazar dan berdoa di makam agar permintaanya
segera dikabulkan. Misalnya seperti minta jodoh, panjang umur, sehat dan murah
rejeki. Bagi yang menyampaikan nazar tertentu, mereka selalu mengikatkan
sesuatu ke akar gantung pohon beringin. Jika nazar mereka dikabulkan, mereka
akan kembali lagi ke tempat itu dan membuka ikatan serta membayar nazar yang
sudah disampaikan.
4.
Makam Selaparang
Keberadaan Makam
Selaparang sangat lekat dengan keberadaan Kerajaan Selaparang di abad 13 dan 16
lalu. Kerajaan Selaparang pertama adalah kerajaan Hindu dan kekuasaannya
berakhir dengan kedatangan ekspedisi Kerajaan Majapahit pada tahun 1357.
Kerajaan Selaparang kedua adalah kerajaan Islam. Makam Selaparang berada di
Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, tepatnya di kecamatan Swela sekitar 65 km
dari kota Mataram. Kompleks Makam Selaparang ramai dikunjungi peziarah pada
waktu-waktu tertentu seperti menjelang musim keberangkatan jamaah haji dan
beberapa waktu khusus lainnya. Tradisi ziarah ke Makam Selaparang masih lestari
hingga sekarang. Ada tiga makam yang banyak dikunjungi di kompleks Makam
Selaparang yakni makam Raja Selaparang, makam orang tua Raja Selaparang dan
makam panglima Gajah Mada. Di ketiga makam ini, pengunjung sering menaburkan
bunga dan membasuh muka dengan air yang telah disediakan. Dengan membasuh muka
ini diyakini bagi yang masih lajang akan cepat mendapat jodoh.
5.
Makam di Masjid Kuno
Bayan Beleq
Masjid Kuno Bayan
Belek ini terletak di kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara tepatnya berada di
perbatasan antara Lombok Utara dan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Kawasan
Bayan termasuk jauh dari pusat kota, atau sekitar 80 km dari Mataram. Nama
“Beleq” di masjid ini berarti “makam besar”. Ya, ada sejumlah makam yang berada
di kompleks masjid yaitu Gaus Abdul Rozak yang diyakini sebagai penyebar agama
Islam pertama di kawasan ini. Juga ada gubuk kecil di sebelah belakang kanan
dan depan kiri masjid yang merupakan makam tokoh-tokoh agama yang ikut turun
tangan pembangunan dan mengurusi masjid ini sejak awal. Kini masjid ini tidak
lagi digunakan untuk beribadah sehari-hari. Masjid hanya dipakai saat hari
besar peringatan agama Islam. Yang lebih menarik lagi, pada perayaan Idul
Fitri, masjid ini tidak hanya menggelar sholat berjamaah namun 3 hari setelah
itu diselenggarakan perayaan Lebaran Adat Tinggi. Menurut masyarakat setempat,
perayaan ini digunakan untuk menopang dan memperkuat Hari Raya Idul Fitri.
6.
Makam Keramat Cemare
Makam ini berada di
dekat pelabuhan Lembar, tepatnya berada di ujung daratan yang menjorok. Disini
menjadi tempat yang diyakini bersemayam jasad tokoh agama di Lombok pada masa
lampau. Itu sebabnya makam keramat Cemare sering didatangi para peziarah terutama
saat hari besar keagamaan Islam. Selain menjadi tempat ziarah, letaknya yang
berada di dekat pelabuhan Lembar dan keindahan pantai Cemare membuat banyak
wisatawan yang tidak hanya berziarah namun juga berwisata menikmati keindahan.
7.
Makam Wali Nyatog
Wali Nyatoq merupakan
seorang wali yang melegenda di Lombok, khususnya di kalangan masyarakat Lombok
Barat, Rembitan. Masyarakat percaya bahwa Wali Nyatoq adalah benar-benar
seorang wali. Sesuai dengan namanyam, “Nyatoq” berarti “nyata”. Kawasan ini
ramai dikunjungi peziarah pada hari Rabu. Pada hari itulah diyakini menjadi
saat dimana Wali Nyatoq memberikan berkah sepenuhnya kepada para pengunjung.
Selain itu, makam keramat ini juga dipercaya dapat menyelesaikan beragam
masalah rakyat. Karena berhubungan dengan kepercayaan masyarakat setempat, maka
warga benar-benar menjaga keberadaan makam ini dan tidak mentoleransi adanya
perusakan, bahkan nyawa menjadi taruhannya jika terbukti ada yang melakukan
perbuatan merusak makam.
Demikianlah
semoga dengan 7 makam wisata religi
di Lombok ini
bisa membantu tujuan perjalanan anda saat ke Lombok.
0 Response to "7 Makam Wisata Religi di Lombok"
Post a Comment